Senin, 25 April 2011

Jumat, April 01, 2011
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan AJB Bumiputera 1912 akan menyelenggarakan Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG) Ke-19 Tahun 2011. LKIG adalah ajang lomba kreativitas bagi guru dalam upaya pengembangan proses pembelajaran guna mempermudah pemahaman ilmu pengetahuan bagi para peserta didik.

TINGKAT DAN BIDANG LOMBA

* Guru SD/sederajat: umum (salah satu pelajaran)
* Guru SMP/sederajat dan SMA/sederajat: 2 Bidang yaitu Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan(IPSK) dan Bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Teknologi (MIPATEK)


RANGKAIAN KEGIATAN
18 Agustus 2011 : Registrasi Peserta
19 Agustus 2011 : Presentasi Finalis
20 Agustus 2011 : Audiensi dan Malam Penganugerahan Pemenang
21 Agustus 2011 : Kepulangan Peserta

HADIAH
Piala dan Piagam Penghargaan dari LIPI dan Uang Tunai dari AJB Bumiputera 1912
Hadiah I : Rp 12.000.000,-
Hadiah II : Rp 10.000.000,-
Hadiah III : Rp 8.000.000,-

PERSYARATAN

1. Peserta adalah guru yang mengajar pada lembaga pendidikan formal.
2. Belum pernah menjadi pemenang LKIG dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
3. Sistematika Penulisan : Abstrak, Pendahuluan, Metodologi, Isi/Pembahasan, Kesimpulan dan Daftar Pustaka.
4. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diketik HVS A4, berjarak 1½ spasi dengan jenis huruf Arial ukuran 11.
5. Karya ilmiah harus asli (bukan jiplakan/plagiat) dan belum pernah/sedang diikutsertakan dalam lomba sejenis tingkat nasional.
6. Jumlah halaman karya ilmiah maksimal 25 halaman (termasuk sketsa/gambar/foto).
7. Melampirkan rekomendasi Kepala Sekolah dan Daftar Riwayat Hidup serta mencantumkan alamat dan nomor telepon/fax kantor/rumah/HP yang mudah dihubungi.
8. Karya ilmiah sebanyak 4 eksemplar (1 asli, 3 fotokopi) dan softcopy (CD) diterima panitia paling lambat tanggal 13 Agustus 2011.
9. Pada pojok kiri atas sampul ditulis tingkat dan bidang lomba yang diikuti.
10. Warna sampul karya ilmiah : SD (merah), SMP Bidang IPSK (kuning), SMP Bidang MIPATEK (biru), SMA Bidang IPSK (hijau), SMA Bidang MIPATEK (oranye).
11. Karya ilmiah dan alat peraga yang diperlombakan menjadi milik panitia.
12. Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.


Informasi lebih lanjut:
Panitia LKIG ke-19 2011
Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK LIPI
Sasana Widya Sarwono Lt.V
Jl. Jend Gatot Subroto 10
Jakarta Selatan 12710
Telepon 021-52920839/021-5225711 Psw.273,274, dan 276
Fax. 021-52920839/021-5251834

Kamis, 21 April 2011

Kartini kini

Kartini memang telah tiada, namun semangatnya tetap membara dalam setiap dada perempuan Indonesia. Benarkah demikian? Hampir dua abad yang lalu seorang perempuan sederhana berjuang agar tercapai kesetaraan gender antara lelaki dan perempuan. Dia mempertaruhkan hidupnya untuk dipersunting seorang lelaki  agar bisa membantu perjuangannya:  perempuan harus dihargai. Perempuan bukanlah konco wingking sebagai pelengkap dalam kehidupan, yang hanya sendiko dhawuh menurut kepada lelaki sebagai kepala keluarga. Perempuan juga memiliki hak untuk menyuarakan ide, gagasan dan pikiran-pikirannya. Perempuan berhak atas pendidikan dan menuntut ilmu. Perempuan tidak harus menikah pada usia dini. Perempuan berhak menentukan nasibnya untuk menjalankan profesionalisme yang digelutinya. Karenanya perempuan memiliki hak untuk menuntut ilmu setingi yang bisa diraihnya dan kemudian mengabdikan ilmunya untuk kemaslahatan umat termasuk keluarganya. Semakin perempuan menimba ilmu semakin bijaklah dia dalam mengurus rumah dan mengurus anak.
Ironisnya, isu kesetaraan gender yang sudah sekian lama digembar-gemborkan ternyata kembali dipatahkan dengan isu demoralisasi dan kecanggihan ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi yang tidak disertai penajaman iman dan logika mencarut marutkan generasi muda yang nota bene sedang mencari jati diri dan imitasi, meniru dan mencoba.
Apa yang terjadi bila yang dicoba adalah hubungan sex yang tidak selayaknya dilakukan pada masa pra nikah. Hal ini terjadi karena dengan mudahnya akses pornografi yang bisa dengan mudah diunduh via telpon seluler maupun media internet. Usia muda yang seharusnya menjadi masa produktif dalam berkarya dan beride menjadi hilang karena iman yang tergoda dan tidak terjaga.
Akibatnya usia muda kembali pupus dan roda jaman berputar ke masa sebelum Kartini lahir ke dunia. Menikah dan memilik anak di usia remaja. Tidak lagi melanjutkan pendidikan dan perjuangan seperti yang telah digagas oleh ibu kita Kartini.

TEACHER AIDE

What is teacher aide, what does s/he do, maybe those are some questions you would pose to me. Teacher aide as far as I know is somebody who voluntarily goes to school and help students getting difficulty.
Difficulties may vary, ranges from inability to read, write to inability to control themselves in behaving. Students who do not want to study due to family’s problem for example, might misbehave during lesson. Teacher aide will come to give motivation and facility so that students learn in any way s/he could.
Students whose first language is not English will also get help from teacher aide. Students will get involved in learning the language without being forced to learn. Once I knew a Sudanese child entering an elementary school, without knowing English at all. Instead of attending the lesson in class, he learned English with teacher aide. During learning process the Sudanese child would always listen to the teacher aide speak English. Then this teacher aide asked questions and shyly he tried to answer the questions.
Matahari, one of pak Madi’s sons who was brought to Australia could barely speak English. That is why he had to deal with teacher aide. He told me that teacher aide really helped him understand English, meaning he can speak and write English well. After one semester, he went back to class and learned any subjects at school using English, a language he didn’t understand before.
From the facts above, we can conclude the importance of teacher aide in learning at school. Therefore, can we apply the idea of having teacher aide at our school due to the failure of final national exam of our students?

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

BY : JAMRUD
Lelah menghitung hari
Entah berapa lama
Kita berbagi rasa
Dan bukan hanya dalam mimpi
Kau tetap tersenyum dengan sejuta kasih
Hati ingin mengucap pasti
Reff:
Terima kasih untuk semua waktumu
Yang kau berikan sepenuhnya untukku
Kujadi tersanjung bila ada didekatnya
Terima kasihku untuk kasih sayangmu
Yang kau tanamkan seutuhnya padaku
Dan pasti kujaga semua ketulusanmu
Hari yang kita bagi
Kadang ada kesal benci dan caci maki
Tapi kau tak pernah tergoda
Jadikan alasan dendam di hati
Kasih dengarkan aku nyanyikan janji suara hati ini
Genggam semua kataku simpan di hati
Kasih kaulah bungaku di alam mimpi di alam sadarku
Masuk ke sel darahku dan setiap inci tubuh ini

Dari Orkestrasi Pembelajaran Vocabulary Dengan Aneka Pot Milords Hingga Drama Pendek Bertema The Sixties Pada Pembelajaran Teks Narasi Upaya Olah Kerja Keras Kerja Cerdas Masyarakat Yang Berpikiran Sederhana dan Tidak Neko-neko

Sebelum dilakukan pengabdian 
1. Pembelajaran terasa kaku.
2. Siswa terlihat berusaha menanyakan jam pada temannya atau mencari tahu kalau-kalau di dalam ruangan ada jam dinding. Hal ini menandakan bahwa siswa bosan dengan suasana pembelajaran di dalam kelas. 
3. Rendahnya kemampuan kosakata yang dikuasai siswa sehingga hal ini mengakibatkan prestasi belajar menjadi sangat rendah, karena soal-soal kognitif dalam bentuk pemahaman bacaan maupun soal unjuk kerja yang berupa kegiatan tes tanya jawab di dalam kelas tidak dapat berlangsung dengan baik. 
4. Masyarakat kurang menyadari pentingnya menguasai bahasa Inggris dalam mencari maupun menciptakan lapangan kerja. 
Pengabdian yang dilakukan 
1. Guru memberikan contoh kata-kata dengan arti dalam bahasa Indonesia maupun padanan kata dalam bahasa Inggris. Kata-kata ini diambilkan dari soal-soal Ujian Nasional bahasa Inggris. Hal ini untuk memberikan gambaran seberapa sering sebuah kata muncul di dalam tes pemahaman bacaan. 
2. Guru memperkenalkan pot milords 1 (power teaching similar words). 
3. Kompetisi nada terbaik untuk mengingat Kata yang sudah diajarkan akan mudah diingat dengan menggunakan lagu. Dengan dinyanyikan secara berulang-ulang maka diharapkan siswa akan mudah mengingatnya. Nada yang dapat diterima dan mudah untuk menyanyikannya maka nada itu yang akan dipakai setiap penambahan kosakata baru. 
4. Guru memperkenalkan lagu tahun 60an Kelas menyanyikan lagu The End of the World dengan menggunakan gerak. Bersama-sama guru dan siswa mencari makna dan pesan moral yang disampaikan dalam legu tersebut. Siswa mendapat tugas untuk mencari lalgu 60an dan menyanyikan serta menceritakan isi lagu tersebut di depan kelas. 
5. Narratif Planner Guru menjelaskan dan memberikan pemodelan membedah syair lagu the sixties menjadi sebuah script mini drama. 
6. Menuliskan milords ( similar words) beserta artinya dari teks yang ada di dalam buku paket yang digunakan dalam pembelajaran. Masing-masing siswa ditugasi mencari 10 kata, bila dengan sinonimnya maka masing-masing siswa menuliskan 20 kata beserta artinya. Kemudian kertas yang sudah ditulisi tadi ditempel di dinding-dinding kelas agar dapat dibaca setiap waktu. 
7. Pembentukan kelompok Kelompok dibentuk berdasarkan undian. Masing-masing kelompok beranggotakan 6 anak. 
8. Pot Milords 2 (Hitting word competition) Untuk menyegarkan suasana dan tidak berkesan monoton maka power teaching yang kedua ini menggunakan sebuah permainan yaitu hitting word game. Guru menuliskan 20 hingga 30 kata di papan tulis. Alat yang digunakan adalah sebuah koran bekas yang digulung. 
9. Pot Milords 3 (Telling word competition) Satu tim bersaing dengan tim lain untuk mendeskripsikan sebuah kata kemudian menanyakan kepada lawannya kata apa yang diminta. Tim yang mendapat poin terbanyak menjadi pemenangnya. Pendeskripsian ini dibatasi dengan waktu sehingga apabila tim lawan tidak segera menjawab maka penonton akan meneriakkan it’s cool pertanda mereka gagal menjawab pertanyaan yang diajukan. 
10. Pemroduksian mini sinetron Narrative planner yang sudah berhasil dibuat oleh masing-masing kelompok kemudian divisualkan dalam bentuk mini sinetron dan hasilnya dikemas dalam keping VCD. 
Hasil yang dicapai
1. Kelas menjadi semakin kondusif,. 
2. Meningkatnya love learning. 
3. Meningkatnya kemampuan kosa kata. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata capaian hasil ulangan reading comprehension. 
4. Meningkatnya kemampuan berbahasa lisan. Hal ini dapat dilihat dari vcd mini sinetron yang dilakukan oleh siswa. 
5. Masyarakat menjadi semakin paham akan pentingnya menguasai bahasa Inggris bagi putra-putrinya.